Pendakian Gunung Merbabu jalur Wekas 6-7 juni 2013
Naik Gunung itulah salah satu hobi kami, karena kami berlatar belakang sama yang aktif diorganisasi kepecinta alaman yaitu Mapala Himalaya Unimus, meski saya dah lulus 2010 lalu saya masih bisa ikut serta diorganisasi kampus ini karena keanggotaan di Mapala Himalaya seumur hidup.
Dipendakian kali ini saya berangkat 1 tim yang berjumlah 5 orang, saya bersama mas wawan-marmut, dimas-gloyor, sri-silpit & dipdha-cwe-gloyor, kami berangkat dari semarang pukul 14.30 menggunakan mobil baruna dipdha..... saya dipercaya untuk jadi driver.... langsung tancap gas menuju basecamp pendakian, kali ini kami melewati jalur Wekas.
Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik kendaraan melewati jalan jurusan Kopeng -
Magelang menuju Desa Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di
depan gapura Desa Wekas
kemudian masuk melewati
jalanan beton sejauh sekitar 3 Km menuju Wekas / pos Pendakian. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu
kira-kira 7-8 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang
terdapat lintasan yang datar membentang,
kami sampai di wekas jam 17.30 setelah melewati pos TPR pendaftaran pendakian kami mencari rumah penduduk untuk istirahat, di desa wekas rata-rata setiap rumah penduduk bisa menjadi BaseCamp pendakian, kami pun mencari rumah disebelah barat masjid kemudian kami beristirahat, makan & dilanjut persiapan pendakian.
Kami start dari basecamp jam 19.30 jalan yang pertama kami lewati adalah jalan batuan pekampuangan kemudian masuk jalur pendakian yaitu jalan paving selebar 1 meter. disepanjang jalan paving melewati ladang penduduk dan melewati dua makam di kiri jalan, setelah melewati makam ke-2 baru melewati jalan setapak dikawasan hutan Taman Nasional Gunung Merbabu yang kebanyakan tanamanya adalah pohon pinus.
Kami disuguhi oleh trek-trek yang lumayan terjal...... kami bertanya tanya dimanakah pos I, sepanjang perjalanan tak ada pos yang kami temui kami justru menemukan banyak pipa-pipa air penduduk yang membentang dikanan-kiri jalur pendakian, perjalanan kami pun dipandu oleh pipa-pipa karena pipa-pipa ini membentang disebelah jalur sampai kami menemukan selter yang luas / camping ground ang katanyaa siiiiiiiii ini pos II tapi tak ada keberadaan bangunan yang menunjukan bahwa itu adalah pos pendakian
Kami disuguhi oleh trek-trek yang lumayan terjal...... kami bertanya tanya dimanakah pos I, sepanjang perjalanan tak ada pos yang kami temui kami justru menemukan banyak pipa-pipa air penduduk yang membentang dikanan-kiri jalur pendakian, perjalanan kami pun dipandu oleh pipa-pipa karena pipa-pipa ini membentang disebelah jalur sampai kami menemukan selter yang luas / camping ground ang katanyaa siiiiiiiii ini pos II tapi tak ada keberadaan bangunan yang menunjukan bahwa itu adalah pos pendakian
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa
didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan
hari libur tempat ini banyak digunakan oleh para pendaki untuk berkemah.Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa - pipa besar yang terdapat kran darurat yaitu pipa dilubangi dan ditutup dengan tangkai kayu, para pendaki memanfaatkan kran ini untuk mengambil air karena disini adalah sumber air terahir.
kami sampai disini jam 23.00 dan kami memutuskan untuk istirahat dan mendirikan camp, tak terasa malam tlah berlalu dan mentari pagi sudah menyambut,, kami pun bergegas bangun, sarapan dan persiapan melanjutkan perjalanan.... namun da ang gak mau bangun yaitu mas wawan..
Ahirnya kami putuskan melanjukan perjalanan tanpa mas wawan jadi ringan ni packingan kami karena barang2 lain bisa kami tinggal dicamp.
Ahirnya kami putuskan melanjukan perjalanan tanpa mas wawan jadi ringan ni packingan kami karena barang2 lain bisa kami tinggal dicamp.
perjalanan dilanjut jam 8, wauuuuuuu medan semakin extream....... bukit-bukit terjal melambai didepan mata..... terkadang rasa ingin menyerah pun membayangi karena setiap kaki melangkah seolah puncak semakin menjauh.....
Semangatku pun kembali setelah sampai di per3an jalur kopeng pemandanganya sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gunung Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering dan didepan mata terbentang kawah-kawah belerang yang berwarna keputihan.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo.
setelah sapai per3an kami berisirahat dan berunding puncak mana yang mau kita tuju... hasilnya kenteng songo puncak yang akan kami taklukan... namun saat kami mau beranjak melanjutkan perjalanan hujan rintik turun mendinginkan badan kami,,, kami pun tetap melangkah menuju puncak mengingat management waktu kondisi badan kami yang semakin kedinginan.
akhirnya........ puncak Kenteng Songo tlah terinjak istimewa.................... kami sampai puncak pukul 11.40 sayang seribu sayang kabut sangat tebal jadi saat kami di puncak tidak dapat view pemandangan.
setelah masak, makan2, ngopi2 & ngokok2 pada pukul 13an kami kembali meluncur turun kecamp disana mas wawan telah menunggu kami sampai di camp jam 16.30 kami lanjut packing2 dan langsung go back........ perjalan turun ini yang paling berat karena kaki dah linu-linu ditambah porsenil kami yaitu sri-silpit cidera.... bahasa kami kebanan dan dapat bahasa baru dari mas wawan plekenyesssss perjalan tetap kami lanjut dengan memberi semangat antara satu dan yang lain.
ahirnya kita sampai di basecamp pukul 18.50....
sambil istirahat dan minum hangatnya teh saya terpaku melihat jam dinding yang ada dibasecamp kami pikir2 ternyata kami naik gak ada 1 hari hanya 23jam 20 menit karena kami start jam 19.30 finish jam 18.50 wauwwwwwww
setelah bersih2 & makan kami lanjut perjalanan pulang ke-SEMARANG.
sekian pendakian Merbabu see ou next
pokoke munggah selanjutnyaa aku ikut mas, tapi itu kenapa foto yang dipajang gak ada mas wawan ma mbk dip??
BalasHapus